Sepatutnya Berterimakasih, tetapi….

Terimakasih Tuhan, Engkau bangunkan aku sekali lagi di pagi ini.

Terimakasih Tuhan, Engkau masih ijinkan mulutku untuk berdoa padaMu: “Segala Puji BagiMu Ya Allah, yang menghidupkan kami setelah Engkau matikan kami dan kepadaMu kami akan kembali”.

Terimakasih Tuhan, Engkau masih izinkan hamba berjalan menuju toilet.

Terimakasih Tuhan, Engkau masih alirkan air untukku bersuci.

Terimakasih Tuhan, bersih badanku siap untuk bermunajat padaMu.

Terimasih Tuhan, jantungku masih berdetak, nafasku masih naik dan turun.

Terimakasih Tuhan, Engkau rizkikan padaku baju, kain sarung, kopiah serta sajadah untuk menyembahmu.

Terimakasih Tuhan, atas hidayah yang Engkau limpahkan hingga aku masih suka menyembahmu dikala manusia tidur bermimpi.

Tuhan, dari aku bangun tidur hingga azan subuh bergema sepatutnya aku mengucap jutaan terimakasih padaMu. Tapi aku selalu lupa untuk berterimakasih padaMu, Ya Maulana. Sungguh, aku adalah hamba yang dzalim šŸ˜¦

Oh Tuhan, ketika aku belum sibuk dengan urusan dunia (bangun tidur-azan subuh) aku senantiasa lalai dari mengingatiMu. Duh, betapalah lagi nanti ketika siang hari, ketika urusan dunia sudah menyibukkanku. Betapa aku akan lebih lalai lagi padaMu.

Memang, ā€œinni kuntu minadzaliminā€ (sungguh aku adalah hamba yang dzalim).

6 thoughts on “Sepatutnya Berterimakasih, tetapi….

  1. kalimat terakhir ini memang pas. saya kalo denger kalimat “Wahai orang-orang yang dzalim…” bawaannya merasa bahwa yang dituju bukan saya. sepertinya perlu banyak artikel soal ini pak. lebih mencerahkan deh kayaknya…

  2. ungkapan “inni kuntu minadzalimin” (sungguh aku ini adalah orang yang dzalim) adalah ungkapan Nabi Yunus yang diabadikan dalam Al Quran.

    Beliau nabi yang maksum, walaupun tidak memiliki dosa tetapi karena rasa kehambaannya yang luar biasa maka beliau mengaku dzalim. Sedangkan kita, sudah tau banyak dosa….eh sering nggak mau ngaku kalo dzalim. HUf…

  3. trimakasih TUHAN, telah Kau bari kesempatan kepadaku untuk kenal dan berkunjung ke saudaraku sufipejuang, trimakasih Tuhan telah Kau pertamukan Aku dengan orang2 yang Kau Ridhai, Amin

  4. Ping-balik: ‘abduLLAH Al Haqiem » Blog Archive » perlu tarekat

Tinggalkan komentar